Planet Energy.
Faktor kunci yg menentukan sukses tidaknya efisiensi energy pada Boiler (key success factor) adalah mencakup:
- Material batubara (coal). Kualitas dan ukuran batubara ikut menjadi penentu efisiensi Boiler. Jika ukuran standard menurut mesin misalnya 20 ~ 50 mm, sedangkan pada kenyataannya banyak yg berupa fines atau seperti pasir, maka efisiensi menjadi rendah karena batubara tsb terlalu cepat terbakar. Sebaliknya, bila ukurannya lebih besar dari semestinya, maka batubara tidak akan habis terbakar, dan menjadi tidak efisien.
Pada kenyataanya memang sulit mendapatkan batubara yg ukurannya stadard, sehingga untuk mengatasinya biasanya dilakukan mixing antara Fines dengan Lump setalah dilakukan Crushing pada Lump.
- Air. Air juga merupakan faktor kunci dalam Teknik Konservasi Energy pada Boiler. Yang perlu diperhatikan dalam masalah air supply boiler adalah kualitas air, yakni TDS = Total Dissolved Solid harus benar-benar sesuai dengan standard. TDS adalah kandungan / konsentrasi bahan-bahan kimia yg tertinggal dalam air ketika air dipanaskan dan berubah menjadi Steam.
Jumlah konsentrasi TDS ini tidak boleh melebihi jumlah tertentu, karena bisa menimbulkan panas berlebihan pada Boiler yg bisa berakibat pada kegagalan kerja Boiler. Di samping itu apabila TDS yg tertinggal di dalam Boiler terlambat dikeluarkan melalui Blowdown, maka dia bisa terbawa oleh Steam dan merusak mesin yg menggunakan Steam karena bisa menjadi berkarat.
Masing-masing jenis Boiler memiliki ukuran maksimum TDS sendiri:
Jenis Lancshire = 10.000 ppm.
Jenis Smoke dan Water Tuber Boiler (12kg/cm2) = 5.000 ppm.
Low Pressure Water Tube Boiler = 2.000 ~ 3.000 ppm
High Pressure Water Tube Boiler with Superheater = 3.000 ~ 3.500 ppm
Package dan Economic Boiler = 3.000 ppm
Coil Boiler dan Steam Generators = 2.000 ppm (di Feed Waternya).
Note: ppm = parts per million.
BERSAMBUNG....
Teknik Konservasi Energy pada Boiler.
Teknik Konservasi Energy pada Boiler.
Teknik Konservasi Energy pada Boiler.
- Material batubara (coal). Kualitas dan ukuran batubara ikut menjadi penentu efisiensi Boiler. Jika ukuran standard menurut mesin misalnya 20 ~ 50 mm, sedangkan pada kenyataannya banyak yg berupa fines atau seperti pasir, maka efisiensi menjadi rendah karena batubara tsb terlalu cepat terbakar. Sebaliknya, bila ukurannya lebih besar dari semestinya, maka batubara tidak akan habis terbakar, dan menjadi tidak efisien.
Pada kenyataanya memang sulit mendapatkan batubara yg ukurannya stadard, sehingga untuk mengatasinya biasanya dilakukan mixing antara Fines dengan Lump setalah dilakukan Crushing pada Lump.
- Air. Air juga merupakan faktor kunci dalam Teknik Konservasi Energy pada Boiler. Yang perlu diperhatikan dalam masalah air supply boiler adalah kualitas air, yakni TDS = Total Dissolved Solid harus benar-benar sesuai dengan standard. TDS adalah kandungan / konsentrasi bahan-bahan kimia yg tertinggal dalam air ketika air dipanaskan dan berubah menjadi Steam.
Jumlah konsentrasi TDS ini tidak boleh melebihi jumlah tertentu, karena bisa menimbulkan panas berlebihan pada Boiler yg bisa berakibat pada kegagalan kerja Boiler. Di samping itu apabila TDS yg tertinggal di dalam Boiler terlambat dikeluarkan melalui Blowdown, maka dia bisa terbawa oleh Steam dan merusak mesin yg menggunakan Steam karena bisa menjadi berkarat.
Masing-masing jenis Boiler memiliki ukuran maksimum TDS sendiri:
Jenis Lancshire = 10.000 ppm.
Jenis Smoke dan Water Tuber Boiler (12kg/cm2) = 5.000 ppm.
Low Pressure Water Tube Boiler = 2.000 ~ 3.000 ppm
High Pressure Water Tube Boiler with Superheater = 3.000 ~ 3.500 ppm
Package dan Economic Boiler = 3.000 ppm
Coil Boiler dan Steam Generators = 2.000 ppm (di Feed Waternya).
Note: ppm = parts per million.
BERSAMBUNG....
Teknik Konservasi Energy pada Boiler.
Teknik Konservasi Energy pada Boiler.
Teknik Konservasi Energy pada Boiler.
No comments:
Post a Comment